FUNGSI KERONDONG

FUNGSI KERONDONG

Bagi penghobiest, pengerodongan burung, khususnya burung untuk lomba atau sekedar untuk klangenan dilakukan dengan berhati-hati dalam pengerodongan.

Krodong tidak saya berfungsi sebagai pemanis sangkar, namun juga mempunyai banyak manfaat bagi burung peliharaan kita, baik untuk kondisi di rumah maupun untuk lomba.

Fungsi dan Manfaat Kerodong bagi burung antara lain :
1. Mencegah gigitan nyamuk, dan Masuknya Seranga. Untuk jenis burung Finch seperti Kenari,BT,Sanger dll. Gigitan nyamuk dapat menyebabkan radang pembengkakan bahkan kematian. Sedangkan untuk burung Pentet, Kacer dan MB yang di alam memakan serangga, maka penggunaan kerodong dapat menghindarkan burung memakan serangga berbahaya.

2. Memberi kenyamanan pada burung dimalam hari agar dapat beristirahat/tidur dgn tenang.
3. Melindungi burung dari hembusan angin yg agak kencang.
4. Utk kenyamanan dalam perjalanan ketika burung tsb kita bawa ketempat lain.
5. Utk memberi kehangatan & kenyamanan waktu burung tsb ngurak/mabung( juga supaya bulu2 yg rontok gak berterbangan bertebaran).
6. Utk mencegah burung berhadapan langsung terus menerus dgn burung sejenis lainnya( dikhawatirkan jika burung berhadapan terus menerus nantinya burung tsb akan gembos atau salah satu akan kalah mental).
7. Memperindah Kandang, jika krodong yang digunakan bercorak dan berbahan Indah tentunya akan menambah keindahan sangkar yang di gantungkan di dalam rumah.
Hal Penting dalam Pemilihan Kerodong adalah :
1. Pilih kerodong yang pas buat kandang burung, yang bahannya tidak berkibar (berumbai) untuk mencegah tersangkutnya rumbai tersebut tersangkut di tempat pakan atau minuman, juga mencegah rumbai tersebut menyangkut di pintu kandang yang memungkinkan burung lepas.
Pemilihan krodong dapat dengan memperhatikan beberapa kondisi, seperti :
1. Cuaca, jika musim panas gunakan krodong dengan bahan yang tipis dan untuk musim hujan pilih yang berbahan tebal.
2. Untuk Burung Muda Hutan atau burung yang giras, dapat digunakan kerodong berwarna gelap dan berangsur di gunakan krodong transparan agar burung lebih jinak. krodong yg agak tembus cahaya (transparan) membiasakan agar burung bisa dikerodong tapi namun tidak grabak-grubuk.
Untuk sementara jangan langsung dikerodong di tempat yg gelap, secara bertahap setelah sudah terbiasa dan tidak grabak-grubuk lagi, baru lah kita biasakan di tempat yg agak gelap.

Bahan Dasar Krodong.

Bahan kerodong kita lihat dari bahan dasarnya :

1. rayon
kain rayon ini dibuat dari bubur kertas ato pulp dan chemical pendukung, kain ini mempunyai ciri lentur(bisa mulur/mengkeret) cirinya :
*) bahan ini menyerap air, jika dipakai akan berefek dingin, akan tetapi bahan ini mudah mengkerut dan mulur, sehingga bisa-bisa kerodong yang semula pas di kandang, seteleh dicuci berapa kali bisa seret/longgar.
*) Berefek dingin dan mudah menyerap suhu udara luar (hampir sama dengan kain katun), akan tetapi daya serap kain terhadap warna kurang bagus, sehingga jika kita membeli kain ini dengan motif tertentu, biasanya lebih mudah mbladus (jawa)/ lusuh.

2. Katun
dari asal kata cotton (kapas), kain ini dibuat dari serat tanaman kapas. kain yang menggunakan bahan dasar ini biasanya berefek dingin jika digunakan, dan ketebalannya pun bermacam-macam berdasar konstruksi kain dan ketebalan benang, ini juga yang menentukan rapat/renggangnya kain. ciri kain ini :
*) Daya serap terhadap air tinggi, sehingga jika digunakan berefek dingin pada kandang sangkar.
*) Kain ini mempunyai kemampuan yang lebih bagus untuk menyesuaikan suhu di dalam dan luar kain, kita bisa merasakan suhu yang dirasakan burung (minimal mendekati), suhu panas luar akan mudah masuk dan begitu pula sebaliknya jika suhu turun maka suhu dalam akan segera turun mengikuti.
*) Rentan terhadap jamur, jadi kerodong yang berbahan ini, jika tempat kita cenderung lembab perlu perhatian terhadap perawatannya (rutincucijemur).

3.Polyester/tetoron
kain polyester ini dibuat dari Purified Terephthalic Acid (PTA) yang dibuat menjadi Polyester Filament yang dikristalkan (biji plastik/plastic chip), dibentuk filament dan diplintir menjadi benang polyester, maka dari itu ciri bahan polyster ini :
*) Cenderung panas karena suhu yang diserap tidak langsung dilepaskan ketika suhu luar turun.
*) Lebih kedap air,ringan dan cepat kering, kalo kehujanan nampaknya luar basah tapi tidak banyak air yang masuk (ini juga tergantung kerapatan kainnya).
*)Strukturnya relatif padat sehingga mudah menahan angin, (aman digunakan untuk membawa burung dengan menggunakan motor).
*) Untuk kualitas tertentu (kurang bagus) karena bahan dasarnya serat plastik makan jika mendapat panas cukup banyak akan mengeluarkan bau (ini perlu perhatian karena bisa mempengaruhi momongan kita).


Kalo kita ragu bahan kerodong kita terbuat dari bahan apa, salah satu cara termudah ialah dengan test Bakar Bulu , Yaitu dg cara ambil satu helai benang dari ujung kain lalu kita bakar dg korek api.
-Benang dari jenis Cotton dan Viscose kalau dibakar nyala apinya akan lambat, dan sisa pembakarannya berupa abu, seperti kita bakar kertas.
-Benang dari jenis Polyester kalau kita bakar nyala apinya akan cepat dan sisa pembakarannya seperti plastik.
-Benang dari jenis TC dan TR kalau kita bakar sisa pembakarannya seperti arang/plastik tapi kalau kita remas akan jadi bubuk dan ada sedikit diujungnya sisa pembakarannya seperti abu kertas.
Ini adalah cara terpraktis yg bisa kita gunakan dg derajat ketepatan bisa sampai 95%.
-kain jenis rayon jika kita remas kurang bisa kembali halus (cepat lungset). 2
Disamping itu ada beberapa jenis kain lain seperti, linen, viscose, woll, sutra, akan tetapi ini jarang ditemukan digunakan untuk kerodong.
MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA BURUNG JANGAN HANYA MAIN PELOTOT

MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA BURUNG JANGAN HANYA MAIN PELOTOT

Kalau burung Anda terlihat loyo, jangan hanya dipelototi. Langsung saja dipegang. Periksa keseluruhan tubuhnya, periksa kalau-kalau ada luka, benjolan dan sebagainya. Dekatkan paruh burung ke telinga kita. Dengarkan adakah suara "ngik-ngik" dsb.
Kalau Anda ragu untuk memegangnya, bisa jadi Anda akan terlambat memberi pengobatan. Ini adalah pengalaman saya sendiri belum lama ini.
Beberapa hari yang lalu, anak kandang di rumah saya lapor, "Pak burungnya ada yang sakit."
"Obat-obatannya masih kan? Ya tulung diobati dulu," kata saya yang beberapa hari ini tidak bisa mengamati satu-satu burung di pagi hari (kebanyakan browsing sampai pagi kale.....).
Saya baru menanyakan keadaan burung itu pada sore keesokan harinya. Saya lihat kondisinya, terlihat lesu. Makan masih mau meski tidak lahap..... ya cuma itu yang saya lakukan sambil menyuruh anak kandang terus mengawasinya.
Sekitar pukul 9 pagi harinya, Om Erik (teman saya) datang. Begitu melihat kondisi burung yang sakit, langsung dia pegang. Diraba-raba... "Wah ada benjolan..." kata dia, "mmmm... ada kotoran menutupi dubur."
Dubur burung dibersihkan, bulu di sekitarnya diguntingi, dan segera dia suntikkan Terramycin.
"Sepertinya nggak tertolong nih," katya dia sembari melepas burung lagi ke sangkar.
......ya betul.... sore harinya burung wassalam.....
Seandainya... ya seandianya ketika kali pertama saya diberitahu ada burung sakit kemudian saya pegang, saya raba, ya pokonya secara teliti saya periksa, barangkali nggak ada salah "obat". Sebab, "obat" yang diberikan anak kandang hanyalah multivitamin biasa untuk menjaga kondisi burung agar tidak ngedrop.... dan bukan antibiotik untuk melawan inveksi karena ada luka di dekat dubur.
Seandainya luka itu saya bersihkan, maka tidak akan ada cairan kental yang kemudian menutup dubur burung. Seandainya dubur itu tidak tertutup kotoran yang mengering, maka burung akan mudah mengeluarkan kotoran. Seandainya dia mudah mengeluarkan kotoran, maka perutnya tidak akan penuh kotoran yang tidak terbuang. Seandainya semua itu saya lakukan barangkali burung bisa tertolong............
Ya tidak ada kata lain selain bahwa seandainya saya tidak menceritakan masalah ini ke Anda, barangkali akan terulang kembali kecerobohan seperti itu...Semoga tidak...
CARA MENJINAKKAN BURUNG

CARA MENJINAKKAN BURUNG

Untuk menjinakkan burung sudah banyak tips diberikan oleh kawan-kawan kita. Dalam proses wajar, burung bisa jinak dalam waktu relatif lama. Kalau mau agak cepet, kuncinyanya pada diri kita sendiri: sempat apa nggak. Kalau Anda sempat, lakukan hal-hal berikut ini.
1. Dari sisi tempat
Kalau Anda punya burung terlalu liar, gantung saja agak tinggi di tempat ramai, ya di tempat ramai, atau yang biasa dilalulalangi anggota keluarga. Jangan justru digantung di tempat tersembunyi karena Anda takut burung kelabakan. Biasakan itu selama sekitar sepekan. Setelah itu, posisi agak diturunkan. Lakukan selama sepekan, turunkan lagi, sepekan mendatang turunkan lagi sampai posisi normal. Kalau rumah Anda dekat jalan raya/kampung, biasakan gantung burung di halaman rumah dekat jalan itu (tapi awas maling). Kalau burung Anda memang liar banget dan Anda melakukan saran saya ini, saya jamin burung Anda bakal berdarah-darah di sekitar paruhnya, juga bulunya rusak. Tapi no problem. Itu proses normal yang harus kita lalui. Luka bakal kering, bulu bakal tumbuh lagi.
2. Dari sisi memandikan
Biasakan memandikan burung dengan cara dikaramba dengan waktu agak lama. Kalau dia nggak mau mandi sendiri, semprot pakai semprotan sampai basah kuyup. Nggak masalah dia kelabakan kesana-kemari saat disemprot. Benar-benar basah kuyup sampai menggigil kedinginan dan nggak kelabakan lagi. Biarkan dulu dia di karamba, sampai bulu agak kering. Tapi kalau Anda tergesa-gesa mau pergi, masukkan langsung ke sangkar juga nggak apa-apa, dan gantung di tempatnya. Kalau sempat, lakukan “pemandian” itu pagi dan sore hari.
3. Dari sisi makanan (bisa dilakukan pada hari libur/menyempatkan diri libur)
Kosongkan tempat pakan menjelang malam. Biarkan pada pagi hari dia kelaparan. Dalam kondisi itu, sorongkan jangkrik dengan lidi di tangan kita. Kalau dia nggak mau mematuk jangkrik, tarik lagi. Lima atau sepuluh menit lagi kita lakukan hal sama. Kalau masih nggak mau, tunda lagi. Begitu seterusnya, sampai sekitar pukul 10.00. Kalau sampai jam itu belum mau juga, tinggalkan jangkrik di tempat pakan biar dimakan. Setelah dia makan satu jangkrik, sorongkan pakai lidi satu jangkrik lagi. Kita goda dia beberapa saat mau mendekat atau tidak. Begitu jangkrik disambar, kita coba lagi, sampai burung agak kenyang. Setelah itu tempat pakan kita isi dengan kroto (untuk murai dan kacer) satu sendok teh saja. Siang hari, kita coba-coba lagi memberi jangkrik dengan lidi, dan begitu pula sore hari. Setelah terbiasa dengan lidi, coba langsung diangsurkan dengan tangan. Proses ini kuncinya adalah membuat burung kelaparan dan merasa tergantung pada manusia dan “terpaksa” harus berani kepada manusia. Karena kuncinya membuat burung lapar, senantiasa kosongkan wadah pakan dan hanya beri secukupnya ketika sudah dilatih makan jangkrik yang kita tusuk lidi/langsung dari tangan kita.
Kalau sekadar untuk tetap bernafas sehat, empat-lima jangkrik sudah cukup kita berikan pada pagi hari, dua-tiga jangkrik pada siang hari, dan empat – lima jangkrik pada sore hari, dan semuanya tanpa ada makanan tambahan di wadah pakan.
—Itulah sejumlah cara menjinakkan burung yang bisa kita pilih. Kalau ketiga cara itu bisa kita laksanakan/kombinasikan berbarengan, maka dalam waktu nggak sampai sebulan burung liar sudah jadi relatif jinak.
Menjinakkan burung dengan cara itu memang membawa sejumlah konsekuensi, misalnya burung yang semula sudah mau ngriwik/bunyi, jadi agak macet karena stres. Burung yang semula mulus, jadi luka atau rusak bulu. Tapi semua adalah bagian dari proses. Tinggal kita mau pakai jalan cepat atau jalan biasa. Orang Jawa bilang, jer basuki mawa bea, semua kebaikan perlu biaya dan biaya ini bisa bermacam-macam bentuknya. Ok?

CIBLEK SI KECIL CABE RAWIT


Ciblek (Prinia Familiaris) sekilas tampak tampilan burung ini kurang menarik, dengan warna bulu yang kurang memikat (berwarna dominan abu-abu) dan suara yang monoton yang sering di perdengarkan ciblek di alam, membuat banyak orang memandang sebelah mata terhadap burung ini. Berbeda dengan sepupunya Prenjak, yang telah lama memikat hati bagi sebagian orang karena kicauannya yang jika bersahutan antara jantan dan betina nampak serasi dan merdu serta enak di dengar.

Mungkin ketertarikan awal orang akan burung ini adalah karena tampilannya yang aktraktif dan relatif lebih mudah di ”rawat” di bandingkan dengan burung prenjak yang lebih sensitif, maka burung ciblek lebih mudah ”survive”. Sampai saat ini kita masih dapat dengan mudah menjumpai burung ciblek di beberapa pasar burung dengan harga yang relatif ’terjangkau’. Untuk burung ciblek liar yg sudah berumur, di pasar kebayoran baru dan Pasar pramuka kita dapat membeli burung tersebut dengan harga kisaran Rp. 10.000,- sampai dengan Rp. 20.000,- tergantung pasokan barang. Untuk burung ciblek yang masih lolohan atau masih muda harganya di patok kisaran Rp. 25.000,- sampai dengan Rp. 50.000,- tergantung kondisi burung. Cerita akan lain jika burung tersebut sudah ’mau bunyi dan sudah belajar makan voer’, dengan kondisi burung yang sudah demikian, maka sepertinya kita akan dipaksa untuk merogoh kocek agak dalam. Untuk burung yang sudah mau bunyi dan sudah mau makan voer (sebagai pakan utama) maka harga yang dicapai bisa kisaran Rp. 50.000,- sampai dengan 100.000,-. Beda lagi jika ternyata burung tersebut bermental baik, yang akan di ketahui jika burung itu dipertemukan dan mau bertarung dengan burung lain, rasanya harga Rp. 150.000,- akan menjadi tawaran yang menggiurkan untuk kicaumania.

Harga tersebut tentunya akan beda tergantung pada waktu dan tempat juga demand (minat) terhadap burung ciblek. Dan akan berbeda lagi jika kita temui burung dengan kualitas Istimewa.

Burung kualitas istimewa disini biasanya bermental sangat baik, dengan volume yang diatas rata-rata burung ciblek pada umumnya. Tampilannya juga aktraktif dengan gerakan lincah saat berkicau dan menarikan ekornya untuk memperagakan tarian perangnya jika berhadapan dengan musuh/burung ciblek lainnya.

Variasi suara burung ciblek biasanya senada dan diperdengarkan dengan tempo tinggi (ngotot) dan terus menerus, sehingga enak di dengar. Beberapa ciblek telah dapat di master dengan suara burung lain. Istilah suara tembakan, suara ngebren adalah istilah yang biasa di gunakan oleh penggemar burung ini untuk menggambarkan suara burung ciblek yang sedang berkicau.

Suara tembakan adalah suara burung saat memperdengarkan suara kerasnya secara satu persatu dengan tempo nada yang tidak begitu rapat. Ngebren adalah suara ciblek yang di perdengarkan dengan tempo tinggi/rapat dan keras. Rasanya jarang kita temui burung ciblek yang bersuara ”setengah hati”. Variasi suara burung ini akan tergantung pada kecerdasan burung dalam menangkap dan merekam suara burung lain disekitarnya.

Sebenarnya ciblek merupakan burung yang layak kembali untuk dilombakan pada kelas tersendiri.sudah sepantasnya burung ini tidak lagi di pandang sebelah mata dan dianggap sebagai burung ”kelas II”. Burung ini terkenal memiliki mental yang baik, kemampuan aktraktif-nya pun sangat enak di pertontonkan, layaknya melihat miniatur burung petarung seperti hwa mei yang sedang bertempur dengan gaya fighter membuka sayap dan mengibas-ngibaskan ekornya turun dan naik pada tangkringan sebagai atraksi menekan mental lawannya. Kriteria penilaian burung ini dapat di nilai dari variasi lagu, mental, gaya saat menghadapi lawan, serta tidak lupa kicauan yang bertempo cepat, tebal dan tajam.

Mental burung ciblek yang sudah ’jadi’ tidak perlu di ragukan lagi. Penulis beberapa kali menemukan ciblek yang bermental sangat baik, yang bukan saja berani bersahutan dengan burung sejenis, namun burung ciblek yang sudah jadi terkenal berani berkicau dan bersahutan dengan burung yang secara fisik maupun volume suara lebih besar.

Tidak saja untuk di pertandingkan, burung ciblek juga dikenal sebagai burung ”master” yang baik, khususnya untuk burung kenari, branjangan, cucak hijau dan lainnya.

Ini dimungkinkan, karena burung ini yang akan ”ngotot” berkicau jika mendengar suara burung lain, sehingga cocok untuk masteran burung lain karena akan berkicau setiap saat, juga suara burung ini akan sangat menonjol dan biasanya di gunakan sebagai senjata ”tembakan” bagi burung lomba lainnya.

Peliara ciblek... Lomba Ciblek.. Siapa takuutttt.... !!!

Beda Anis Merah Jantan dan Betina

Beda Anis Merah Jantan dan Betina

Lagi, beda anis merah jantan-betina dan foto-foto anis merah trotolan Om Jayanz

Dalam berbagai kesempatan selalu saja muncul perbincangan tentang bentuk tubuh atau tanda-tanda fisik yang terlihat dari anis merah sebagai penanda jenis kelamin. Perbincangan terakhir adalah di dalam pesan facebook.com antara saya dan om-om Jayanz Suwitra, Arda Primanto Masdani, Badai Anis Merah Teler, Yogi Sugiono, Anis Merah Satu, dan Om Ebonk Doank.

Pertanyaan kali pertama dilontarkan Om Ebonk Doang “apa jenis kelamin anis merah ini” dengan mengirim foto seperti di bawah ini:

Anis merah Om Ebonk

Om Badai Anis Merah Teler membalas pertanyaan itu dengan mengatakan harusnya sudah mulai bunyi Mas tapi ada AM yang telat bunyi, sekali bunyi langsung ngeplong. Paruhnya bagus volume pasti kenceng, matanya juga bagus sayang kaki tidak item. AM susah ditebak Mas yang sabar saja yang penting diurus.

Om Arda pun menimpali, “Sampai sekarang setahu ane belum ada metode yang akurat utk menentukan kelamin AM jika sudah merah. Asal tidak aktif ngeleper, sabar aja ngerawatnya.”

Komentar itu disusul komentar Om Jayanz: “Setuju Om, rawatlah dulu dengan maksimal, jika anis merahnya cowok, pasti dengan kondisi yang sangat fit dia akan mau ngeplong-ngeplong.

Saya tidak berkomentar karena saya sepenuhnya setuju dengan dengan tanggapan-tanggapan di atas. Memang banyak sekali “mitos” yang menyebutkan bahwa ciri fisik tertentu adalah menandakan jenis kelamin anis merah. Semua itu sudah saya tulis komplit di artikel berjudul “Perbedaan burung jantan dan betina” dan Road to Bali 3: Beda Anis merah jantan dan betina.

Dalam kasus anis merah sudah dewasa, kita sangat sulit menentukan jenis kelamin anis merah. Yang bisa menentukan kadang malah feeling kita. Dan semuanya didasarkan pada “jam terbang” kita.

Om Arda misalnya, dia akan mudah bilang ini jantan atau ini betina karena pengalamannya dalam melihat postur burung dengan proporsi tertentu (proporsi adalah “perbandingan” antara bentuk dan besaran bagian tubuh tertentu dengan bentuk dan besaran tubuh tertentu lainnya; dan bukan besaran satu bagian tubuh tertentu saja, misalnya ya hidung menyerupai canary seed dsb itu).

Tetapi coba tanyakan, mengenai ciri-ciri yang Om Arda gunakan sebagai patokan menentukan jantan atau betina, maka dipastikan Om Arda tidak bisa menjelaskannya secara rinci. Mengapa? Ilmu yang belum “terkodifikasikan” di dalam pemikiran Om Arda memang tidak bisa diomongkan/didefinisikan secara pasti melalui tuturan kata-kata. Maka singkat kata, kalau ditanya mengapa bisa mengatakan jantan atau betina, Om Arda hanya akan bilang, “Ya feeling aja sih.”

Kalaupun dikejar lebih jauh, ya bisa saja bilang “kakinya terlihat panjang, hidungnya mancung, kulitnya putih dsb,” hehe. Nah, dalam kaitan inilah meskipun secara sekilas lihat mungkin Om Arda sudah bisa mengatakan apakah burung tertentu itu jantan atau betina, tetapi karena semua berkaitan dengan masalah “ukuran” yang relatif, lebih baik Om Arda tidak menyampaikannya karena hanya akan membuat orang lain bingung atau akan menimbulkan kontroversi.

Kalau memang ingin memastikan apakah burung monomorphic tertentu itu jantan atau betina, kalau “feeling-nya” belum jalan yang bisa dijadikan pegangan ya langsung pegang itu burung. Untuk burung dewasa, kalau dua supit urangnya keras dan sela di antara dua supit urang tidak bisa direngganggkan, berarti jantan. Kalau bisa direnggangkan, berarti betina.

Beda anis merah trotolan jantan dan betina

Mumpung berbicara tentang jenis kelamin anis merah, kiranya perlu saya sharing tulisan Om Jayanz Suwitra di Forum KicauMania.Org (jangan lupa gabung di forum ini ya…). Om Jayanz yang juga yang moderator anis merah dan jenis anis lainnya di forum KM itu menulis artikel berjudul Cara Membedakan Trotolan AM Jantan/Betina.

Untuk menanggapi pertanyaan yang sering muncul di Forum AM ini, dan sekaligus sebagai PR buat saya, sekarang saya akan mengulasnya lebih jauh lagi dan lengkap dengan fotonya.

Seperti yang pernah saya ulas sebelumnya, untuk membedakan trotolan AM jantan/betina, cara yang paling gampang untuk membedakannya ialah melalui warna sayapnya.

Untuk yang Betina
Trotolan AM betina biasanya warna sayapnya agak kusam, dan ada warna-warna kuning di bagian sayapnya. Warna-warna kuning ini terdapat pada bulu sayap dari yang paling kecil sampai yang paling besar, biasanya jumlah warna kuning pada sayapnya sebanyak 5-6 helai.

Contoh 1: Trotolan AM betina dalam posisi sayap terbuka (Foto: Jayanz)
Contoh 2: Trotolan AM betina dalam posisi sayap terbuka (Foto: Jayanz)
Trotolan AM betina dalam posisi sayap tertutup (Foto: Jayanz)
Cewek anis merah yang warna kuning di sayapnya agak samar2, dan Hampir Kamera saya tidak bisa menangkap warna kuning tersebut. Padahal kamera yang digunakan Om Jayanz berkekuatan 8MP dan cuaca saat itu agak sedikit mendung. Coba perhatikan warna kuning2 di pingir-pinggir sayapnya, warna kuningnya agak samar2. (Foto: Jayanz)

FOTO ANIS MERAH TROTOLAN JANTAN

Trotolan anis merah jantan sayap terbuka (Foto: Jayanz)
Trotolan anis merah jantan sayap tertutup (Foto: Jayanz)

FOTO ANIS MERAH BETINA YANG DISEMIR AGAR TERLIHAT SEPERTI JANTAN

Trotolan AM Betina yang disulap menjadi AM Jantan alias disemir (Foto: Jayanz)

Kalau kita perhatikan gambar yang di atas ini, warna bulu-bulunya memang agak sedikit kusam, kelihatan seperti trotolan AM yang habis mandi. Padahal yang menyebabkan bulunya jadi kusam karena trotolan tersebut disemir pake semir rambut. Jika kita sudah berpengalaman, hal-hal yang seperti ini tetap saja kelihatan karena sangatlah gampang untuk membedakan antara trotolan yang disemir dan yang orisinil. Coba aja perhatikan foto-foto yang di atas, warnanya beda kan?

Untuk membedakan trotolan AM jantan/betina dengan melihat warna di sayapnya, cara ini hanya bisa kita bedakan di saat trotolan tersebut masih ada bulu-bulu trotolnya kira-kira umur di bawah 3 bulan. Jika sudah ganti bulu dewasa atau dah full merah, kita jadi sulit untuk mebedakannya.
Untuk yang betina: Warna kuning pada bagian sayapnya akan hilang secara perlahan-lahan dan warna sayapnya jadi hitam polos. Untuk yang jantan warna sayapnya akan semakin mengkilap dan terkadang jika sudah birahi, anis merah trotolan tersebut akan mulai ngeplong.

Ya demikianlah paparan tentang beda jenis kelamin anis merah. Semoga bermanfaat.
Murai Batu

Murai Batu

4 DASAR MEMILIH

MURAI BATU FIGHTER

Persaingan di kelas murai batu terbilang ketat. Selain hadiah gede, prestisnya tinggi jika meraih gelar juara di kelas ini. Banyak kalangan kicau mania yang terus berburu jenis ini. Mereka ramai-ramai mengintip di beragam ajang latber hingga lomba gede guna mendapatkan burung berkualitas dengan harga sesuai isi kantong.

Namun salah-salah memilih bukannya bisa menghemat malah kejeblos. Ada baiknya, khususnya para pemula. Sebelum memutuskan main di kelas murai batu terlebih dahulu belajar dari dasar.

Mulai dari memahami sifat dan karakter burung serta perawatannya. Dan yang lebih penting pahami dan pelajari soal kualitas materi suara, irama lagu maupun tembakannya.

Menurut Bonny N, kicau mania asal cibubur, sebaiknya bagi kicau mania yang akan main di kelas murai batu lebih baik membelinya dilapangan minimal di ajang latberan.

Dengan begitu bisa keliatan kualitas suara burung yang kita inginkan. Ada 4 dasar untuk mengetahui kualitas seekor murai. Antara lain, mental lapangan, irama lagu, volume dan cara kerja burung yang bersangkutan.

“kalau beli dirumahankan enggak keliatan kerjanya, lebih aman memantau dilapangan, itu pun jangan terpaku pada burung juara. Karena tidak semua burung juara istimewa, karena banyak juga burung prospek tapi kerjanya hanya separuh jalan, akhirnya enggak masuk juara.”saran pemilik murai batu jawara Ninja Merah Petaka.

Itu sebabnya dari pengalaman dia lebih terfokus pada gaya kerja burung, misalnya ngepay, burung type duduk (nagen) atau agresif. Selain itu kualitas volume tembus atau tidak. Untuk soal variasi irama lagu itu bnisa dibetulin, tinggal tambah dilengkapi materi isian saja nantinya. Ingat Bonny.

Bonny menimpali urusannya jadi berbeda bila dihadapkan pada karakter. Poin ini menurutnya relatif sulit dibentuk. Misalnya ada burung tampak agresif dilapangan bisa itu memang karakter atau kelebihan x-food.

Kalau memang kelebihan x-food ini bisa diatur pemberian x-foodnya. Misalnyasaat kita memantau burung terlalu galak banyak nabrak, bisa jadi terlalu banyak x-food (jangkrik, ulat hongkong, kelabang dan sejenisnya). Tapi kalau beberapa kali diatur masih agresif juga itu sudah karakter.

BUTUH 3 BULAN

Kalau sudah membidik murai dengan kriteria tadi, gaya kerja lapangan, kualitas volume, tinggal kita lengkapi variasi irama lagunya. Menurutnya tidaklah sulit dalam melengkapi materi lagu burung murai batu. Apa lagi bila dasar burungnya itu cerdas dan cepat menangkap materinya.

Sedikitnya butuh waktu 3 bulan untuk mencetak burung dengan tan materi lagunya. Sukur-sukur sambil dibarengbi mabung jadi lebih mudah memasternya, materi yang wajib dilengkapi dengan isian burung-burung kecil sejenis kenari, blacktroat, ciblek, srindit, lovebird, dan lainnya.

Mengenai tembakan cukup cililin dan cucak jenggot sudah cukup. “kita tinggal melengkapi variasi lagu-lagunya menggunakan burung-burung kecil, ucap pria yang tergabung di jawara BC.

Untuk soal fisik, dia menyoroti jenis ekor panjang menurutnya kurang sreg dan tidak bisa main lebih dari sekali, meskipun diakui banyak juga burung ekor panjang jadi juara. Dari pengalamannya ekor sedang tampilnya lebih tahan dilapangan.